Masih ingatkah Anda dengan Bob Marley? Yuph, dia adalah pelopor musik Reggae dari Jamaika yang mendunia. Jangan mengaku pecinta Reggae kalau tidak mengenal sosok legendaris berambut gimbal, satu ini. Di Indonesia sendiri musik Reggae sudah tidak asing lagi karena sudah memasyarakat, mengenal dan mendalami aliran ini.
Negeri ini memiliki Steven and Coconut Treez dan almarhum Mbah Surip yang senantiasa mengusung aliran Reggae di kancah hiburan musik Indonesia. Kemudian di Solo ternyata juga ada kelompok musik yang mengusung aliran Reggae, mereka menamakan diri Samalona.
Samalona, merupakan kelompok musik Reggae tertua di Solo. “Samalona berdiri sejak 22 Agustus 2000, silam dan terlahir dari sebuah komunitas. Samalona terinspirasi dari kekaguman dari sebuah pulau di Sulawesi. Sekitar awal tahun 2000, kebetulan beberapa personel yang waktu itu sempat singgah untuk acara seni rupa di kawasan tersebut,” terang Iyok Andrianto, Manajer Samalona kepada Joglosemar, Selasa (23/3), malam.
Manajemen
Saat ditanya mengenai jenis musik Reggae yang dipilih, Iyok menjelaskan untuk mengusung genre Reggae. “Karena denyut jenis musik ini mampu merangsang pendengar untuk bergoyang,” tuturnya.
Siapa menyangka band yang terdiri dari Sandi Kristian, Tisnu Harimukti, Nanang Prasetyo, Budi Winarno, Margo Dilli Utomo, Arif Setiawan, Laili Rochim Arifiyanto dan Rhamon Bakhtiar, ternyata berasal dari aliran musik yang berbeda. ”Semua personel Samalona ini memiliki latar belakang musik yang berbeda. Tapi karena berbeda justru membuat warna musik yang dibawakan lebih memiliki warna,” lanjut Iyok.
Perpaduan antara Jazz, Blues, Reggae Roots, Ska dan keroncong yang diramu menjadi satu dengan berbagai instrumen dan aransemen sedemikian rupa membuat musik Samalona berbeda dari musik Reggae yang umum dan sudah lebih dahulu ada di pasaran saat ini.
Di samping musikalitas, totalitas dan kekompakan personelnya, Samalona juga diperkuat dengan manajemen, crew dan tim artistik yang solid. “Samalona menjadi besar seperti saat ini tentunya juga mendapat dukungan dari beberapa komunitas yang ada di daerah,” papar Iyok.
Iyok menambahkan dengan banyak pengalaman live performa di Surakarta dan beberapa kota lainnya menjadikan Samalona memiliki fans fanatik. “Fans fanatik kami yang dijuluki Teman Samalona. Hal ini juga yang membuat Samalona semakin matang dan semakin yakin bahwa genre musik ini diterima oleh masyarakat luas,” tutupnya.
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar